
Tim tinju putri Prancis dilarang tampil di Kejuaraan Dunia Tinju yang dimulai di Liverpool pada Kamis (4/9), karena melewati tenggat waktu penyerahan hasil tes jenis kelamin.
Tim tersebut harus melakukan tes genetik jenis kelamin di Leeds, Inggris pada Senin (1/9), sebab tes yang diwajibkan oleh badan pengelola tinju amatir dunia, World Boxing, itu tidak dapat dilakukan di Prancis. Namun hasil tes tidak dapat keluar sebelum tenggat waktu yang ditetapkan World Boxing.
“Dengan rasa terkejut dan kemarahan, tim Prancis mengetahui pada Rabu (3/9) malam bahwa tim tinju putri Prancis tidak dapat berkompetisi di Kejuaraan Dunia pertama yang diselenggarakan World Boxing,” demikian pernyataan Federasi Tinju Prancis (FFBoxe) dikutip dari The New York Times, Jumat.
“Meski kami mendapat jaminan dari World Boxing, laboratorium yang mereka rekomendasikan ternyata tidak mampu memberikan hasil tepat waktu. Akibatnya, atlet kami, juga atlet dari negara lain, terperangkap dalam situasi ini dan dikeluarkan,” lanjutnya.
Pada Mei, badan pengelola tinju amatir dunia, World Boxing, memperkenalkan kewajiban tes genetik jenis kelamin untuk setiap kompetisi. Pada 20 Agustus, badan tersebut menegaskan bahwa setiap petinju yang ingin tampil di Kejuaraan Dunia pertama di bawah yurisdiksinya harus menjalani tes tersebut.
World Boxing sendiri dibentuk pada 2023 setelah Asosiasi Tinju Internasional (IBA) diskors lalu dicabut keanggotaannya oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
World Boxing yang mendapat mandat dari IOC untuk menyelenggarakan cabang olahraga tinju di Olimpiade Los Angeles 2028, menegaskan bahwa tanggung jawab tes ada di federasi nasional masing-masing.
Isu tes jenis kelamin menjadi sorotan besar di tinju sejak Olimpiade Paris 2024, ketika petinju Aljazair Imane Khelif dan atlet Taiwan Lin Yu-ting sama-sama meraih medali emas meski sempat didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 oleh IBA karena dianggap gagal dalam tes kelayakan jenis kelamin.
Padahal, baik Khelif maupun Lin ditetapkan sebagai perempuan sejak lahir dan selalu mengidentifikasi diri sebagai perempuan.
Keduanya tidak tampil di Liverpool, dengan Presiden World Boxing Boris van der Vorst menyebut mereka tidak didaftarkan oleh federasi masing-masing.
Pekan lalu, Khelif mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk menentang kebijakan World Boxing yang mewajibkan tes genetik jenis kelamin.