
Empat petani paruh baya memisahkan butir padi dengan jerami di bawah terik matahari Desa Panawuan, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Genggaman jerami begitu erat. Urat tangan mereka sangat tampak saat menepuk-nepuk batang padi ke susunan kayu tua, alat perontok tradisional yang setia menemani setiap musim panen.
Jerami terpisah, butir padi jatuh, lalu disaring dengan penjaring sederhana, sebelum dimasukkan ke karung putih yang siap diangkut. Kulit mereka legam, namun senyum tetap tersembul di sela keringat.
Saat adzan dzuhur berkumandang sekitar pukul 12.30 WIB, mereka berhenti sejenak, untuk berbagi air dan semangat di bawah pohon teduh , mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan tugas mulia menyiapkan panen untuk dibeli Bulog.
Beban karung padi seberat 50 kilogram dipikul bergantian oleh tangan-tangan penuh ketulusan, berjalan beriringan seratusan meter, menuju truk tim jemput gabah yang setia menanti di tepi jalan.
Setiap karung dicatat rapi. Harga Rp6.500 per kilogram menjadi pelepas duka lama petani dari jeratan harga tengkulak yang tak adil dan mengekang masa depan mereka.
Jemput gabah
Sejak Januari 2025, Perum Bulog termasuk di Kantor Cabang Cirebon membentuk Tim Jemput Gabah, guna menjangkau petani langsung di sawah demi memutus rantai permainan harga tengkulak.