Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan kegiatan Jakarta World Folklore Festival (JWFF) 2025 yang berlangsung 1-6 Agustus 2025 menjadi momen menunjukkan bahwa DKI Jakarta terbuka terhadap keragaman budaya.
“Ini juga menjadi upaya bersama dalam memperkuat posisi Jakarta, sebagai tuan rumah dari penyelenggaraan berbagai event, baik nasional maupun internasional,” kata dia saat menutup JWFF 2025 di Jakarta Pusat, Selasa.
Rano menyampaikan, Jakarta, yang sedang dalam proses menuju kota global dan berbudaya, tidak hanya dibangun dengan infrastruktur modern, tetapi juga melalui kekayaan budaya, dan semangat kolaborasi antarbangsa.
Hal ini, kata dia sejalan dengan tema JWFF 2025, yaitu “Harmony of World Culture in the Heart of a Global City”.
Selama beberapa hari terakhir, melalui perhelatan JWFF 2025, masyarakat Jakarta disuguhkan keragaman seni tradisional yang dihadirkan oleh para delegasi dari lima negara, yaitu Bulgaria, India, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia.
Pertunjukan ini, kata Rano menjadi media pertukaran budaya yang memperkaya wawasan, mengenal nilai-nilai luhur, dan identitas budaya masing-masing negara, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan merayakan keragaman budaya.
Dia kemudian mengapresiasi seluruh partisipan dari mancanegara yang telah memberikan dukungan penuh serta berkenan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mewujudkan pemahaman lintas budaya serta mempererat hubungan antarnegara melalui seni dan tradisi.
“Semoga kebersamaan dan semangat pertukaran budaya yang telah terjalin di Jakarta dapat berlanjut dan memberikan pengalaman sukacita,” ungkap Wagub Rano.
Dia berharap kehadiran JWFF juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai, melestarikan, dan mengembangkan seni tradisi, termasuk Budaya Betawi.
Hal ini karena budaya Betawi akan selalu menjadi identitas khas Jakarta, sehingga terus dihidupkan dalam bentuk-bentuk ekspresi yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Kami sangat terbuka dan akan menyambut dengan hangat, apabila para delegasi berkenan kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kolaborasi di bidang budaya maupun berbagai aspek lainnya,” katanya.