
Mantan pebulu tangkis nasional Taufik Hidayat menyampaikan duka mendalam atas wafatnya legenda bulu tangkis Indonesia, Iie Sumirat, Selasa.
Taufik mengenang mendiang bukan hanya sebagai pelatih, tetapi juga sosok yang ia anggap sebagai orang tua dan pembentuk fondasi kariernya di dunia bulu tangkis.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Dunia bulu tangkis Indonesia berduka. Salah satu legenda, Iie Sumirat, hari ini berpulang. Saya sebagai salah satu anak didiknya merasa sangat kehilangan dengan kepergian Kang Iie,” kata Taufik dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa malam.
Taufik yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengenal Iie sejak awal kariernya sebagai atlet junior di klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung, akhir 1980-an hingga awal 1990-an.
Saat itu, Iie menjadi pelatih yang memperkenalkan dasar-dasar permainan dan membentuk karakter permainan Taufik di lapangan.
“Beliau pelatih yang membangun dan meletakkan dasar-dasar bermain bulu tangkis saya,” ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu.
Karena lokasi rumahnya yang jauh di Pangalengan, Taufik bahkan sering menginap di rumah Kang Iie agar tidak terlambat latihan keesokan harinya. Dari hubungan itu, tumbuh ikatan yang lebih dari sekadar atlet dan pelatih.
“Saya anggap sebagai orang tua. Karena sering harus bolak-balik Pangalengan-Bandung, saya sering menginap di rumah Kang Iie agar bisa tepat waktu latihan,” kenangnya.
Taufik mengungkapkan keistimewaan teknik permainan yang ia miliki tak lepas dari metode pelatihan Iie yang unik dan inovatif. Ia menyebut banyak teknik pukulan yang diajarkan Kang Iie dianggap “aneh” oleh sebagian orang, namun terbukti menjadi keunggulan tersendiri.
“Kang Iie lah yang mampu membuat permainan saya begitu istimewa. Pukulan-pukulan istimewa itu saya dapat dari Kang Iie. Teknik-teknik itu tidak bisa ditemukan di buku manapun,” katanya.
Ia juga mengaku terinspirasi dari perjalanan karier Kang Iie saat masih aktif membela tim nasional, terutama saat tampil dalam ajang Piala Thomas.
“Saat kecil, saya begitu takjub dan kagum dengan catatan prestasi Kang Iie, terutama dengan penampilan hebat dan heroiknya saat bermain di Piala Thomas Indonesia,” tutur Taufik.
Dengan kepergian Iie, Taufik menyebut bulu tangkis Indonesia kehilangan sosok penting yang telah berjasa dalam membangun fondasi kejayaan olahraga tepok bulu di Tanah Air.
Iie Sumirat merupakan salah satu pilar kejayaan bulu tangkis Indonesia pada era 1970-an. Ia dikenal luas atas kontribusinya dalam mengantarkan tim Indonesia merebut berbagai gelar bergengsi di level internasional, termasuk Piala Thomas.
Pada edisi 1976, Iie menjadi bagian dari skuad Merah Putih yang sukses menjuarai Thomas Cup. Empat tahun berselang, ia kembali dipercaya memperkuat tim nasional sebagai tunggal utama dan membawa Indonesia kembali menjuarai turnamen beregu paling prestisius di dunia itu pada 1979.
Selain prestasi beregu, Iie juga mencetak pencapaian penting di nomor perorangan. Ia meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 1977, yang merupakan edisi perdana dari ajang tersebut.
Satu tahun sebelumnya, ia menjuarai Kejuaraan Invitasi Asia di Bangkok, setelah mengalahkan pemain unggulan China Hou Jiachang di partai final tunggal putra dengan skor 12-15, 15-8, 18-15.
Kejuaraan itu digelar bersamaan dengan turnamen All England, dan Indonesia saat itu membagi dua tim. Selain Iie, pasangan ganda putra Ade Chandra/Christian Hadinata juga tampil di turnamen tersebut dan berhasil merebut gelar juara.
Setelah pensiun, Iie tetap aktif membina atlet-atlet muda di klub SGS Bandung. Perannya dalam pembinaan dan dedikasi yang tak pernah pudar menjadi inspirasi bagi banyak pebulu tangkis generasi berikutnya, termasuk Taufik.
Kepergian Iie Sumirat menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga nasional, khususnya bulu tangkis. Namun, prestasi, semangat juang, dan teladan yang ia tinggalkan akan terus dikenang sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah emas bulu tangkis Indonesia.
“Tanpa beliau, saya bukanlah siapa-siapa. Bagi kita sekarang, semangat dan torehan prestasi yang telah ditorehkan Kang Iie wajib kita teruskan dan lestarikan,” ujar Taufik.
“Selamat jalan, Kang Iie. Jasa dan dedikasimu untuk kejayaan prestasi bulu tangkis Indonesia akan terus kami kenang,” ujarnya menambahkan.